![]() |
Sate buntel, kuliner ikonis khas Solo kreasi Lim Hwa Youe sejak tahun 1948. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Pada 2022, Forum Budaya Mataram (FBM) mengukuhkan Solo sebagai “Kota Nasi Liwet” karena kota Solo selama ini memang masyhur dengan kuliner nasi liwetnya.
Sebelumnya, tahun 2021, ada 6 kuliner khas Solo yang
dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan
Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Keenam kuliner itu adalah
timlo, serabi Notosuman, sate kere, HIK, roti kecik, dan sate buntel.
Pengukuhan itu menunjukkan Solo memang kaya akan khazanah
kuliner tradisional warisan leluhur yang selama ini terus dilestarikan dan diuri-uri
oleh masyarakatnya. Terkhusus dalam dunia persatean, bila merujuk pada 6
kuliner Solo yang mendapat predikat WBTb, Solo menyumbang dua sate pusaka yang
masyhur kelezatannya, yaitu sate kere dan sate buntel.
Keduanya memang legendaris dan sama-sama masyhur
kelezatannya. Tapi bila musti memilih di antara kedua sate itu, saya lebih
memilih sate buntel—tanpa harus menafikan kelezatan sate kere. Bagi saya, sate
buntel memang istimewa.
Sehingga tak aneh dan—menurut saya—bukan merupakan
kebetulan, bila sate buntel masuk ke dalam daftar 80 Warisan Kuliner
Nusantara versi Bango (2008) dan mendiang Bondan Winarno memasukkannya ke
dalam daftar 100 Mak Nyus Makanan Tradisional Indonesia (2013).
Sate Buntel, Permata Kuliner dari Solo
Bila Jogjakarta punya sate klathak, yang telah saya tulis
dalam artikel sebelumnya Sate Klatak, Sate Lezat Khas Jogjakarta yang Bikin
Rindu, maka Solo punya sate buntel—sate kambing yang juga tak kalah unik dan
khas. Sebagaimana sate klathak, sate buntel juga merupakan sate kambing anti mainstream
karena memiliki spesifikasi tersendiri dari aspek penampilan, teknik pembuatan,
dan bumbu.
![]() |
Proses pembakaran sate buntel (kanan). (Badiatul Muchlisin Asti) |
Boleh dibilang, sate buntel merupakan permata kuliner
Indonesia asal Solo yang bentuk dan penampilannya menarik, sangat berbeda
dibanding sate di Indonesia pada umumnya, juga cita rasanya enak dan lezat.
Sekilas sate buntel ini mirip sosis atau sate lilit Khas
Bali. Sate buntel disajikan dengan cara sate dilolos dari tusukannya atau
dibiarkan apa adanya dengan tusukan satenya, kemudian disiram dengan sambal
kecap, dan dilengkapi dengan irisan bawang merah, cabai rawit, kol, dan
tomat.
Tidak hanya pada sisi bentuknya yang berbeda, dari sisi cita
rasa, sate buntel juga menawarkan sensasi kelezatan sate kambing yang juga berbeda.
Saat digigit, lemak jala sebagai pembungkus daging terasa sedikit liat di mulut,
namun daging kambing di dalamnya terasa empuk, lembut, dan juicy. Juga
lezat karena telah dibumbui. Pelengkap sambal kecap dan “teman-temannya” juga
menjadikan sate buntel semakin maknyus saat disantap.
![]() |
Penampakan sate buntel sebelum dibakar. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Asal-usul Sate Buntel Sejak 1948
Secara historis, sate buntel sebagai kuliner khas Solo,
dikreasi pertama kali oleh seorang etnis Tionghoa yang telah menetap di Solo
bernama Lim Hwa Youe. Tercatat, Lim Hwa Youe mulai menciptakan sate buntel
sejak tahun 1948.
Ide yang mendasari pembuatan sate buntel adalah memanfaatkan
bagian daging yang keras yang banyak terdapat pada kambing. Agar daging yang
keras itu tetap dapat dinikmati, daging itu dicacah lembut dan dihilangkan
semua ototnya. Daging lalu dibumbui dan dibungkus dengan lembaran lemak tipis (caut
fat). Hasilnya adalah sebuah kreasi sate yang bertekstur empuk dan tidak prengus.
Sate kambing kreasi Lim Hwa Youe itu kemudian masyhur dengan
nama sate buntel. Kata buntel dalam bahasa Jawa berarti bungkus, yaitu
merujuk pada proses pembuatan sate di mana daging kambing yang dicacah lembut
lalu dibungkus atau dibuntel dengan lembaran lemak tipis, baru kemudian dibakar.
Sehingga sate itu pun populer dengan “nama resmi” sate buntel hingga sekarang.
Sate buntel kreasi Lim Hwa Youe itu kemudian banyak
diadaptasi oleh para pelaku usaha kuliner di Solo. Sehingga, saat ini, banyak
dijumpai warung makan yang menyuguhkan menu spesial sate buntel. Bahkan, sate
buntel juga banyak dijumpai di berbagai kota di luar Solo.
Lezatnya Sate Buntel Mbok Galak Sejak 1980
Popularitas sate buntel dan cerita kelezatannya mengantarkan
perjalanan kuliner saya pada sate khas Solo itu. Lawatan saya ke Solo pada
akhir September 2017 mengantarkan saya pada sate buntel Mbok Galak yang berada Jalan Ki Mangun Sarkoro 112, Solo. Ini kali pertama saya menyantap
sate buntel dan membuktikan kelezatannya.
![]() |
Warung Sate Kambing Mbok Galak Solo, salah satunya menyediakan sate buntel yang lezat. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Menurut informasi yang saya peroleh, dulu,
presiden Soeharto serta keluarga sering memesan sate buntel saat singgah di
Ndalem Kalitan, Solo. Begitu pun presiden Jokowi, saat masih menjabat wali Kota
Solo sering mengajak anak-anak dan keluarganya menikmati sate buntel Mbok
Galak.
Di kalangan para menteri, tercatat yang pernah datang dan
mencicipi sate buntel Mbok Galak adalah Menteri Penerangan era Orde Baru,
Harmoko; Menteri Pendidikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Muhammad
Nuh; dan Menteri Pertanian era Presiden Jokowi, Andi Amran Sulaiman.
Sate buntel Mbok Galak memang istimewa. Di warung sate
buntel Mbok Galak, sate buntel disajikan dengan masih utuh dengan tusukannya.
Daging kambing yang dibungkus lemak jala terasa empuk dan tidak beraroma prengus.
Bumbunya pun meresap. Sehingga sangat nikmat saat disantap bersama nasi.
Salah satu rahasianya, menurut informasi yang saya peroleh,
daging kambing sate buntel Mbok Galak menggunakan daging kambing pilihan. Dari
sisi usia, dipilih yang berumur sekitar satu tahun. Daging kambing yang masih
muda seperti itu memang selain dapat meminimalisasi bau prengus khas daging
kambing, juga dagingnya relatif lebih empuk.
Mencicipi Sate Buntel Tambaksegaran
Selain sate buntel Tambaksegaran dan sate buntel Mbok Galak, di Solo banyak dijumpai sate buntel lainnya yang tak kalah lezat. Di antaranya yang cukup masyhur adalah sate buntel Bu Hj. Bejo yang telah eksis sejak tahun 1971. Sate buntel Hj. Bejo beralamat di Jalan Lojiwetan, Solo. Sate buntel Bu Hj. Bejo ini konon juga merupakan favorit presiden Jokowi.![]() |
Warung Sate Kambing "Asli" Tambak Segaran Solo, pelopos sate buntel khas Solo. (Badiatul Muchlisin Asti) |
Nama Tambaksegaran diperoleh dari lokus warungnya, yaitu di
Jalan Tambaksegaran 39 (kini Jalan Syahrir 149), Solo. Warung ini sangat populer di Solo. Apalagi mengingat
eksistensinya sebagai pelopor menu sate buntel di Kota Solo.
Saya datang ke warung sate buntel Tambaksegaran sore hari
sekitar pukul 16.00. Saat tiba di warung, suasana tak terlalu ramai pengunjung,
karena memang bukan waktu jam makan. Saya memesan seporsi sate buntel plus
nasi. Minumnya saya pilih es beras kencur.
Di warung sate buntel Tambaksegaran ini, penyajian sate
buntelnya dengan cara dilucuti dari tusukannya. Sehingga kita tinggal
menyantapnya. Saat digigit, lapisan lemak jalanya sedikit alot, tapi daging di
dalamnya empuk dan juicy.
Sate buntel Tambaksegaran merupakan sate buntel favorit
mendiang Bondan Winarno. Menurut Pak Bondan, sate buntel Tambaksegaran asli
yang berada di Jalan Syahrir ini saat ini dikelola oleh generasi kedua—putri
pendirinya. Adapun adik laki-lakinya, membuka sendiri sebuah cabang yang
menurut Pak Bondan, kualitasnya lebih terjaga—khususnya dalam hal pembakaran.
Warung satenya beralamat di Jalan Gajah Mada 93, Solo.