GpOpBUdpGSz7TfA0TSG7TpAlTi==
00 month 0000

Headline:

Buku Sunan Ngatas Angin, Oleh-oleh Saat Lawatan ke Kampung Sentra Pande Besi Tahunan

Buku "Sunan Ngatas Angin (Pangeran Penatas Angin): Riwayat Hidup, Perjuangan, dan Pepali" terbit di bulan Desember 2024.
Sekira setahun lalu, tepatnya Sabtu, (23/9/2023), saya melakukan lawatan ke Dusun Tahunan, Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Lawatan saya dibersamai tim videografi saya: Wahyu dan Swiem.

Ini adalah lawatan kedua saya ke kampung sentra pande besi ini. Sebulan sebelumnya, pada Jumat (25/8/2023), saya sudah berkunjung ke kampung ini untuk tujuan observasi awal sehubungan dengan rencana saya mengangkat potret kampung ini ke dalam sebuah video.

Banyak hal menarik di kampung ini. Salah satunya yang paling menonjol tentu adalah geliat penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pande besi. Dari data yang saya peroleh, ada 300-an warga kampung ini yang berprofesi sebagai pande besi.

Mereka membuat perkakas tajam berupa alat dapur dan pertanian seperti pisau, cangkul, sabit, golok, dan lain-lainnya.

Berziarah ke makam Syekh Maulana Penatas Angin dibersamai sejumlah tokoh agama dan masyarakat. (Badiatul Muchlisin Asti) 
Menariknya lagi, kemahiran menempa besi itu tidak muncul ujug-ujug. Melainkan merupakan warisan kebudayaan dari leluhur mereka sejak ratusan tahun lampau.

Dari sudut sejarah itulah, kemudian saya diajak berziarah ke makam Syekh Maulana Penatas Angin yang makamnya berada di kompleks Pemakaman Gedong Dusun Tahunan.

Ziarah saya dibersamai sejumlah tokoh kampung Tahunan antara lain Ust. Saiful Anam (tokoh agama), Taufik Kurniawan (tokoh pemuda), Akhmad Turkhamun dan Farid Muhammad Fadhila (pelaku pande besi), dan sejumlah tokoh lainnya.

Khusus dengan Ust. Saiful Anam, saya intens bercakap terkait riwayat Syekh Maulana Penatas Angin, yang kemudian saya ketahui beliau adalah murid Sunan Kalijaga yang berasal dari Kerajaan Gowa bernama asli Daeng Mangemba Nattisoang.

Bercakap dengan Farid Fadhila (21), salah seorang pelaku pande besi termuda di Dusun Tahunan. (Badiatul Muchlisin Asti)
Apa kaitan Syekh Maulana Penatas Angin dengan budaya pande besi yang masih dilestarikan warga Dusun Tahunan hingga sekarang?

Secara hirarkis mungkin seperti tidak ada kaitannya, karena budaya pande besi warga Dusun Tahunan lebih sering dikaitkan dengan sosok historis lain, yaitu Mpu Supo—adik ipar Sunan Kalijaga—yang diyakini pernah singgah di Tahunan.

Bahkan saat awal berkunjung ke Dusun Tahunan, saya disodori sebuah umpak dan palu besi kuno oleh salah seorang pande besi senior Dusun Tahunan bernama Mbah Wargo, berusia 71 tahun. Umpak dan palu itu diyakini merupakan warisan dari Mpu Supo yang diwariskan kepadanya secara turun-temurun.

Namun, terkait budaya pande besi itu, Ust Saiful punya analisis menarik tentang Syekh Maulana Penatas Angin dalam kaitannya dengan budaya pande besi Dusun Tahunan. Analisis itu kemudian dituturkannya di video yang kami buat yang tayang di channel YouTube saya: Badiatul Muchlisin Asti.

Bahkan pada lawatan pertama, Ust. Saiful menyodorkan kepada saya sebuah naskah ketikan komputer yang dibuat sepeti layaknya sebuah buku (fotokopian) yang berjudul Mengenal Riwayat Pangeran Natas Angin (Pangeran Penatas Angin).

Naskah itu ditulis oleh Supriyo Syakip, yang kemudian saya tahu beliau adalah seorang pemerhati sejarah dan tinggal di Demak. Di dalam naskah ini dikupas riwayat hidup Syekh Maulana Penatas Angin sejak lahir hingga wafatnya.

Sejak awal saya menerima naskah itu, saya langsung bilang ke Ust. Saiful bahwa saya tertarik untuk menerbitkan naskah ini menjadi buku. Alasannya, agar naskah ini terdokumentasi secara lebih baik sebagai sumber literasi dan referensi yang nantinya bisa dengan mudah diakses dan disimpan oleh sebanyak-banyaknya masyarakat.

Berfoto dengan Akhmad Turkhamun, salah satu pelaku pande besi Dusun Tahunan dengan masing-masing kami memegang buku "Sunan Ngatas Angin (Pangeran Penatas Angin): Riwayat Hidup, Perjuangan, dan Pepali". (Istimewa) 
Setelah lawatan itu, bahkan setelah video tayang, berbulan-bulan kemudian saya sempat “melupakan” naskah itu karena harus berjibaku dengan naskah-naskah lainnya yang harus saya garap penerbitannya.

Namun, atas izin Allah, alhamdulillah akhirnya naskah itu terbit juga pada Desember 2024 ini. Setelah sebelumnya saya sempatkan bersilaturahim ke kediaman Kiai Supriyo di Demak guna meminta izin untuk menerbitkannya.

Buku saya beri judul Sunan Ngatas Angin (Pangeran Penatas Angin): Riwayat Hidup, Perjuangan, dan Pepali. Buku bisa diorder lewat no WhatsApp: 0888-255-1977.

Daftar Isi

 


 


Formulir
Tautan berhasil disalin