GpOpBUdpGSz7TfA0TSG7TpAlTi==
00 month 0000

Headline:

Tak Sengaja ke Ikan Bakar Pak Untung Kudus dan Ternyata Enak

Rumah Makan Ikan Bakar Pak Untung di Jalan PG Rendeng, Mlati Norowito, Kota Kudus. (Badiatul Muchlisin Asti)

Saya sering mengajak istri dan anak-anak saya kulineran. Selain tentu untuk cari makan dengan menu dan suasana yang berbeda, juga dalam rangka membangun kedekatan emosional. Mencontoh Rasulullah Saw yang juga suka mengajak istrinya makan di luar.

Begitu yang disebutkan periset sejarah Islam, Ustaz D. Muhammad Makhyarudin dalam buku karyanya Muhammad Saw The Super Husband, Kisah Cinta Terindah Sepanjang Sejarah (Noura, 2013). 

Sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik, Rasulullah pernah diundang makan-makan oleh seorang tetangganya yang orang Persia. Tapi karena Aisyah tidak ikut diundang, maka Rasulullah menolak datang. Begitu itu sampai tiga kali.

Selanjutnya, karena tetangganya membolehkan Rasulullah mengajak Aisyah, maka Rasulullah pun berkenan datang. Rasulullah dan Aisyah kemudian berjalan beriringan menuju rumah tetangga yang mengundang beliau.

Saat makan, juga sebelum dan setelahnya, kami biasa ngobrol tentang banyak hal, yang menjadikan kami semakin dekat secara emosional satu sama lain.

Kami punya tempat-tempat favorit yang biasa kami kunjungi. Kalau di Kudus, Taman Bojana dan Warkit Reborn adalah di antara jujugan kulineran kami, selain tentu destinasi-destinasi lain pernah kami kunjungi seperti Soto Bu Jatmi, Soto Pak Denuh, dan lainnya.

Ayam Penyet Surabaya yang menjadi favorit Hanum pernah hadir di Kudus. Tapi baru dua kali kami kunjungi, rumah makannya keburu tutup.

Hanum Ingin Ikan Bakar

Hanum (kiri) yang lagi ingin makan ikan bakar. (Badiatul Muchlisin Asti)
Hari Jumat (8/11/2024), Hanum, anak ragil saya, ingin ikan bakar. Menu ini jauh-jauh hari sudah dibilangkan ke saya. Kami memang jarang santap menu ikan bakar bila di Kudus. Di Warkit Reborn ada menu ikan bakar dan Hanum pernah memesannya, tapi memang tidak spesial.

Kali ini, ia ingin ikan bakar yang spesial. Saya sendiri kebiasaan bila datang ke sebuah daerah, yang saya cari adalah kuliner khasnya. Hampir semua kuliner khas Kudus pernah saya jelajahi, sejak lentog tanjung, sate kebo, opor sunggingan, hingga tahu telur, soto, pecel pakis, dan nasi pindang.

Menu-menu umum seperti ikan bakar sering malah terlewat, kecuali kalau ke Jepara. Karna itu, saya tidak tahu ketika Hanum minta ikan bakar spesial yang enak di Kudus.

Maka, browsing di google menjadi andalan saya. Ketemulah yang paling dekat dengan pondok pesantren tempat Hanum nyantri, yaitu Ikan Bakar dan Seafood Seroja di Mlati Kidul.

Sesampai di lokasi, duh, ternyata konsep rumah makannya sudah berubah. Tak lagi menawarkan menu ikan bakar dan seafood. Tapi sudah beralih menjadi wedangan dengan menu nasi pecel Madiun. 

Akhirnya, putar balik, menuju opsi kedua, yaitu ke Ikan Bakar Pak Untung. Lokasinya masih dalam kota, tepatnya di Jalan PG Rendeng, Mlati Norowito.

Wow, Mengantre

Sesampai di Ikan Bakar Pak Untung, kami langsung masuk ke rumah makannya. Wow, ternyata seluruh kursi telah penuh terisi orang-orang yang sedang bersantap atau sedang menunggu pesanan. Artinya, kami harus antre. Kami menunggu di teras rumah makan. Sebelum kami, sudah ada satu keluarga, sekitar enam orang, yang juga sedang mengantre.

Proses pembakaran ikan. (Badiatul Muchlisin Asti)
Mengisi waktu mengantre, saya keluarkan kamera dan mulai beraksi memotret beberapa spot. Sejak memotret rumah makannya tampak depan, hingga mendekati tempat mengolah ikan. Tak lupa meminta izin memotret ikan yang sedang dalam proses pembakaran.

Sekitar setengah jam kemudian, satu dua rombongan selesai dan kami mendapatkan giliran, menempati sebuah meja yang sebenarnya cukup untuk berempat. Tapi kami hanya bertiga. Kami memesan tiga porsi ikan bakar, meliputi 2 ekor gurame bakar dan 1 ekor kakap bakar.

Wah, setelah ikan bakar tersaji di hadapan kami, ternyata ikannya gedhe-gedhe. Mungkin seekornya hampir sekilo beratnya. Karena itu, istri dan Hanum cukup makan seekor gurame saja, disantap berdua, satunya lagi dibungkus. Sedang saya menandaskan seekor kakap bakar.

Cita rasa ikan bakarnya enak, dengan berbagai pilihan jenis ikan laut dan air tawar. (Badiatul Muchlisin Asti)
Sejak Tahun 2006

Cita rasa ikan bakarnya memang enak, dengan banyak pilihan olahan ikan laut yang komplet, sejak kakap, tengiri, tuna, baronang, pihi, dorang, kerapu, patikolo, dan lainnya, hingga cumi, kepiting, dan udang. Untuk ikan air tawar, hanya tersedia gurame dan bandeng. 

Cita rasa yang enak dan pilihan jenis ikan yang melimpah, pantesan banyak pelanggannya yang rela antre. Apalagi tak hanya dibakar, rumah makan ini juga menawarkan olahan lainnya seperti disup (pindang serani khas Jepara), dibumbu asam manis, dipesmol, disaus padang, dan banyak lagi.

Berbagai jenis ikan yang menjadi menu andalan di RM. Ikan Bakar Pak Untung didatangkan dari Jepara. (Badiatul Muchlisin Asti)
Saya sempat ngobrol dengan Untung Wahyu (44) dan istri, pemilik Rumah Makan Ikan Bakar Pak Untung, yang ternyata sudah mulai berjualan ikan bakar sejak tahun 2006. Awalnya berjualan di Jogjakarta. Namun, akibat terdampak gempa bumi Bantul, akhirnya mereka pulang ke Kudus dan meneruskan usahanya di sini.

Adapun ikan-ikan yang banyak jenisnya itu, menurut Untung, ia datangkan dari Jepara yang di sana memang pusatnya perikanan. 

Jejak panjang usahanya menjadikan rumah makan ikan bakar miliknya memiliki banyak pelanggan. Untung mengaku, pelanggannya tidak hanya berasal dari Kudus saja, tapi juga dari luar kota seperti Pati, Semarang, bahkan Magelang.

“Bahkan karena tempat terbatas, banyak pelanggan yang sebelum ke sini telpon dulu, agar bisa mendapatkan pelayanan yang cepat saat datang,” tuturnya.

Daftar Isi

 


 


Formulir
Tautan berhasil disalin